Gaun Mewah Fantastis
A
A
A
Koleksi Vera Wang diperlihatkan dalam pergelaran Wedding Fair Shades of Luxury , 28-29 Agustus 2015 lalu, dengan membawa unsur kemewahan dan eksklusif pada gaun masingmasing.
Vera Wang Brides menampilkan 15 karyanya yang berdominasi warna putih dan broken white dengan beragam mode, bahan material, serta ornamen. Dalam peresmian acara tersebut, Shantica Warman dari Her World Brides menyampaikan bahwa pameran pernikahan ini pada dasarnya mengangkat lima nilai utama yang juga turut dijadikan sebagai patokan dasar peragaan busana.
“Kami mengedepankan kesan simpel, romantis, unforgettable , memorable , dan klasik sehingga hal-hal itulah yang tersirat dalam maha - karya Vera Wang,” ucapnya. Benar saja, gaun pertama yang menjadi pembuka pergelaran merupakan ball gown panjang yang dipenuhi laces hanya di bagian bawah. Begitu pula saat model kedua memasuki runway, glamor yang disusun dengan ribuan mawar merah dan menggunakan warna emas dan hitam sebagai latar panggung.
Vera menampilkan gaun berwarna putih yang minim dari kesan blink , memiliki potongan yang sengaja dirancang agar menjuntai sampai bawah, namun busana fit di tubuh. Pergelaran yang terbagidalam tiga sesi itu masingmasingnya memiliki bentuk atau motif yang ingin ditonjolkan.
Di sesi pertama, didominasi dengan ball gown yang mengurangi penggunaan pernak-pernik, kecuali hanya bermain pada bentuk layer. Adapun yang kedua, pola mermaid line masih menjadi andalan dengan mulai mengaplikasikan motif bunga di beberapa bagian. Terakhir, pola sederhana yang berupa gaya dress fit di tubuh ditaburi dengan kristal dan manikmanik berwarna keperakan.
“Dalam setiap sesinya menawarkan kemewahan dan juga bentuk yang elegan, namun Vera tidak mau menggabung antara layer, laces , kristal, dan potongan lainnya dalam satu gaun karena akan jauh dari kesan simpel,” kata Shantica.
Koleksi Vera Wang yang langsung didatangkan dari New York tersebut ditutup dengan peragaan gaun yang berkesan merampingkan tubuh, dibalut renda bunga-bunga dan kristal. Di bagian punggung dibiarkan terbuka dan di sisi pundak kiri dan kanan dress ini disempurnakan dengan gaya bertali satu.
Selanjutnya Ivan Gunawan memperkenalkan syair cinta dari Candra Malik yang dibordir dengan benang keemasan di gaun koleksinya, Words of Love . Tema yang terinspirasi dari komunikasi antarpasangan dalam melontarkan kata-kata cinta tersebut membawa referensi baru mengenai gaun pernikahan.
Karya yang menurut Ivan baru pertama kali diperkenalkantersebut merupakan gaya gaun yang tidak selalu bermode dress . “Penampilan dari seorang bride itu harus beda dengan gaun-gaun ini. Jadi, tidak semua dipola menyerupai ball gown , juga ada yang mengambil potongan jumpsuit,” tuturnya.
“Namun, justru ini menjadi tantangan tersendiri, mendesain busana simpel untuk pernikahan jelas lebih sulit karena desainer harus mampu berpikir keras untuk menciptakan busana yang ringkas, nyaman, fungsional, dan tetap menakjubkan,” ujarnya.
Meski begitu Ivan tetap berkomitmen untuk menerapkan detail yang selalu menjadi kekuatannya dalam mendesain. Setiap gaun memuat kalimatkalimat cinta yang dipadu dengan manik-manik, kristal, dan mutiara putih. Syair tersebut menjadi imbuhan manis yang diaplikasikan di atas bahan tule, sifon, wol, dan organdi.
Disempurnakan dengan garis sambung, potong, tindas, lipat, dan potongan kain putih yang ditempel satu per satu. Selain itu terdapat bagian detail lain selain kalimat, yaitu bordir bermotif koral dan bunga-bunga yang serba-bernuansa warna putih.
Rabia edra
Vera Wang Brides menampilkan 15 karyanya yang berdominasi warna putih dan broken white dengan beragam mode, bahan material, serta ornamen. Dalam peresmian acara tersebut, Shantica Warman dari Her World Brides menyampaikan bahwa pameran pernikahan ini pada dasarnya mengangkat lima nilai utama yang juga turut dijadikan sebagai patokan dasar peragaan busana.
“Kami mengedepankan kesan simpel, romantis, unforgettable , memorable , dan klasik sehingga hal-hal itulah yang tersirat dalam maha - karya Vera Wang,” ucapnya. Benar saja, gaun pertama yang menjadi pembuka pergelaran merupakan ball gown panjang yang dipenuhi laces hanya di bagian bawah. Begitu pula saat model kedua memasuki runway, glamor yang disusun dengan ribuan mawar merah dan menggunakan warna emas dan hitam sebagai latar panggung.
Vera menampilkan gaun berwarna putih yang minim dari kesan blink , memiliki potongan yang sengaja dirancang agar menjuntai sampai bawah, namun busana fit di tubuh. Pergelaran yang terbagidalam tiga sesi itu masingmasingnya memiliki bentuk atau motif yang ingin ditonjolkan.
Di sesi pertama, didominasi dengan ball gown yang mengurangi penggunaan pernak-pernik, kecuali hanya bermain pada bentuk layer. Adapun yang kedua, pola mermaid line masih menjadi andalan dengan mulai mengaplikasikan motif bunga di beberapa bagian. Terakhir, pola sederhana yang berupa gaya dress fit di tubuh ditaburi dengan kristal dan manikmanik berwarna keperakan.
“Dalam setiap sesinya menawarkan kemewahan dan juga bentuk yang elegan, namun Vera tidak mau menggabung antara layer, laces , kristal, dan potongan lainnya dalam satu gaun karena akan jauh dari kesan simpel,” kata Shantica.
Koleksi Vera Wang yang langsung didatangkan dari New York tersebut ditutup dengan peragaan gaun yang berkesan merampingkan tubuh, dibalut renda bunga-bunga dan kristal. Di bagian punggung dibiarkan terbuka dan di sisi pundak kiri dan kanan dress ini disempurnakan dengan gaya bertali satu.
Selanjutnya Ivan Gunawan memperkenalkan syair cinta dari Candra Malik yang dibordir dengan benang keemasan di gaun koleksinya, Words of Love . Tema yang terinspirasi dari komunikasi antarpasangan dalam melontarkan kata-kata cinta tersebut membawa referensi baru mengenai gaun pernikahan.
Karya yang menurut Ivan baru pertama kali diperkenalkantersebut merupakan gaya gaun yang tidak selalu bermode dress . “Penampilan dari seorang bride itu harus beda dengan gaun-gaun ini. Jadi, tidak semua dipola menyerupai ball gown , juga ada yang mengambil potongan jumpsuit,” tuturnya.
“Namun, justru ini menjadi tantangan tersendiri, mendesain busana simpel untuk pernikahan jelas lebih sulit karena desainer harus mampu berpikir keras untuk menciptakan busana yang ringkas, nyaman, fungsional, dan tetap menakjubkan,” ujarnya.
Meski begitu Ivan tetap berkomitmen untuk menerapkan detail yang selalu menjadi kekuatannya dalam mendesain. Setiap gaun memuat kalimatkalimat cinta yang dipadu dengan manik-manik, kristal, dan mutiara putih. Syair tersebut menjadi imbuhan manis yang diaplikasikan di atas bahan tule, sifon, wol, dan organdi.
Disempurnakan dengan garis sambung, potong, tindas, lipat, dan potongan kain putih yang ditempel satu per satu. Selain itu terdapat bagian detail lain selain kalimat, yaitu bordir bermotif koral dan bunga-bunga yang serba-bernuansa warna putih.
Rabia edra
(ftr)